Abstrak
Ayat pertama yang diturunkan Allah SWT dimulai dengan perintah membaca,
lalu disusul dengan pernyataan bahwa manusia dapat mempelajari ilmu-ilmu Tuhan
yang belum diketahuinya melalui torehan pena (qalam). Signifikansi qalam
ada pada fungsinya sebagai media. Sedangkan media hanyalah pengantar ilmu. Ilmu
tak bisa tertangkap tanpa melalui proses pembacaan dan pemaknaan oleh manusia.
Tetapi goresan qalam (tekstualitas) juga lebih solid sebagai penghantar
ilmu ketimbang untaian kalam (oralitas) bila produk qalam yang
tanpa intonasi itu terbaca cenderung melahirkan kreativitas dan kultur baru (cree
la culture), sedangkan kalam yang disertai penekanan dan aksentuasi
cenderung hanya mewariskan kultur (heriter
la cultere) apa adanya, karenanya refleksi teks lebih reliable
(terpercaya) ketimbang referensi oral.
Pengajaran dengan al-qalam adalah suatu yang mutlak bagi manusia dan
selainnya. Dan di antara makhluk yang diajarkan secara memadai dengan al-qalam
adalah manusia. Para ahli tafsir menafsirkan firman-Nya ''yang mengajarkan
manusia dengan al-qalam'' adalah simbolisasi mengenai pengajaran
menulis, sebab alat yang digunakan untuk menulis adalah al-qalam (pena).