Oleh: Fahrurrozi *
ABSTRAK
al-Ismu Yadullu alâ al-Musammâ, nama menunjukkan identitas dirinya,
ungkapan tersebut layak untuk memotret kiprah organisasi Nahdltul Wathan yang
secara filosofis dari penamaannya menunjukkan identitas dirinya sebagai
organisasi yang semakna dengan; pergerakan kebangsaan, pembangunan tanah air,
pembelaan terhadap nasionalisme, pergumulan sosial, perkumpulan primordialisme,
dan banyak arti lain yang bisa diinterpretasikan untuk sebuah mana dari NAHDLATUL
WATHAN. Pendiri organisasi ini memiliki semangat yang tinggi dan
semangat nasionalisme yang kuat untuk terus membangun negara dan bangsanya
dengan tidak melabelkan nama Islam dalam organisasi yang didirikannya. Padahal
Guru Besar beliau Maulana Syaikh Muhammad Hasan al-Masyyath memberikan nama
organisasi yang diusulkan oleh muridnya ini dengan dua pilihan nama, Nahdlat
al-Din al-Islam li al-Wathan atau Nahdlat al-Islam li al-Wathan.
Kecerdasan dan kebesaran jiwa bagi sosok TGH.M.Zainuddin memutuskan nama
organisasi yang dibangunnya menjadi Nahdltul Wathan sebagai representasi
keimanan untuk bergerak dalam wilyah yang sangat universal, bukan saja aspek
Agama tapi lebih dari itu negara dan semangat kebangsaan.
Organisasi yang didirikannya telah menempuh waktu
yang panjang 75 tahun, sehingga Nahdlatul Wathan sebagai organisasi keagamaan
yang tersebar di NTB ini, telah mampu merubah tatanan keagamaan masyarakat
Indonesia khususnya masyarakat NTB. Nahdlatul Wathan telah mengalami sejarah
panjang dan telah melewati 3 zaman (zaman penjajahan, orde lama, orde baru dan
era reformasi). Membuktikan bahwa NW adalah organisasi yang memiliki semangat
yang luar biasa untuk terus berjuang di tengah zaman dan masyarakat yang
berubah-ubah.
Key words : Nahdlatul Wathan, Pembangunan,
Sosial-keagamaan, Gerakan,
Pengembangan, Kontribusi, Peran,
Eksistensi.
PROLOG
Ralp Dahrendorf mengatakan,
bahwa masyarakat senantiasa berada dalam proses perubahan yang terus menerus di
antara unsur-unsurnya.[1] Teori ini nampaknya tepat untuk digunakan dalam
memahami perkembangan organisasi di Nusa Tenggara Barat, dimana setting sosial
masyarakat Nusa Tenggara Barat secara kultural dan agama sangat pluralistik dan
kompleks, sehingga sangat perlu disosialisasikan arti keragaman dalam
keberagamaan. Artinya bahwa masyarakat yang berada dalam komunitas etnis,
kultur, dan agama bahkan organisasi masyarakat (ormas)[2] yang berbeda, semestinya ada upaya untuk
memberikan pemahaman dan penyadaran akan makna sebuah kehidupan yang beragam.
Upaya ini menjadi penting sebagai modal untuk menciptakan keharmonisan dalam
semua aspek kehidupan majemuk.
Ada dua bentuk pengkajian yang
dilakukan oleh para penyelidik kesejarahan Islam Indonesia yang dapat dilihat.
Pertama, menampilkan bentuk kajian menyeluruh dengan melihat semua organisasi
yang ada sebagai suatu kesatuan. Masing-masing organisasi tidak dilihat secara
tersendiri, melainkan diamati dalam kegiatan dan keterkaitannya dengan organisasi
lain, lalu dihubungkan dengan keterlibatan mereka dalam pergerakan keagamaan di
Indonesia. Kedua, menampilkan secara terpisah. Peran dan perkembangan
masing-masing organisasi dari segi satu persatu dan mendalam, sehingga sosok
masing-masingnya nampak lebih utuh. Perkembangan terakhir menunjukkan bahwa
kegiatan dalam bentuk kedua semakin banyak dilakukan, tidak hanya untuk
kalangan modernis, tetapi juga telah menjamah organisasi-organisasi kelompok
tradisionalis seperti Nahdlatul Ulama dan Nahdlatul Wathan di NTB dan
sebagainya.
Dalam makalah sederhana ini,
penulis berusaha mengeksplorasi sisi-sisi pembangunan sosial keagamaan yang
telah dilaksanakan oleh NW sebagai sebuah organisasi kemasyarakatan Islam yang
bergerak dalam tiga ranah penting: pendidikan, sosial dan dakwah islamiyah.